Fenomena Bus Oleng dan Klakson Telolet, Bukti Masyarakat Minim Edukasi
![Bus oleng menjadi adegan berbahaya dan disukai anak-anak dan remaja.](https://asset.kompas.com/crops/FsbqJ1AGvpzxrDfZuO7wBt8LYgM=/2x0:809x538/1200x800/data/photo/2024/04/16/661dd003b82be.png)
KLATEN, - Pesona tampilan bus pariwisata ataupun antar kota antar provinsi (AKAP) di mata penggemar tidak pernah padam. Mulai anak-anak, remaja hingga orang dewasa terbukti menikmati eksistensinya.
Mereka biasanya hanyut dalam euforia karena merasa senang dapat menyaksikan bus oleng sambil mengeluarkan bunyi nyanyian lewat klakson.
Hanya saja mereka belum bisa menangkap adanya risiko bahaya ketika meminta bus untuk beradegan oleng serta membunyikan klakson. Maka dari itu mereka membutuhkan pendampingan dari orang tua serta edukasi.
Baca juga: Viral, Video Bus Oleng, Sopir Mengaku Beraksi Ugal-ugalan karena Disuruh Penumpang
View this post on InstagramA post shared by ????????????????????????, ????????????????????????, ???????????????????????????? (@mybusmytravelling)
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving (JDDC) mengatakan terdapat dua kelompok di masyarakat yakni mereka yang sudah paham konsep keselamatan dan yang tidak paham sama sekali.
“Mereka hanyut dalam euforia klakson telolet, bus oleng dan kebut-kebutan merupakan bagian masyarakat yang tidak paham konsep keselamatan berkendara, maka dari itu mereka senang-senang saja,” ucap Jusri kepada , Selasa (16/4/2024).
Sebaliknya, Jusri menilai masyarakat yang paham konsep keselamatan berkendara justru akan mencemooh hiburan berbahaya seperti itu. Adegan ini hanya bisa dilakukan oleh sopir terlatih dan tidak sepatutnya beratraksi di jalan raya.
Baca juga: Awal Bus Oleng di Indonesia Ternyata Terinspirasi dari Amerika Latin
![Komentar netizen melihat adegan bahaya bus oleng.](https://asset.kompas.com/crops/H2zPHzPjRFOOP7rAu_yAwU5IzIo=/0x0:643x429/750x500/data/photo/2024/04/16/661dd1da0289c.png)
“Manusiawi sih karena mereka belum tahu, nah mereka yang belum paham ini perlu dikasih edukasi, jangan sampai menyadari akan bahaya arogansi di jalan raya setelah mengalami kecelakaan atau ada korban,” ucap Jusri.
Membuat generasi muda paham konsep keselamatan berkendara tentu menjadi tanggung jawab semua pihak, tidak hanya pihak kepolisian dan pemerintah menurut Jusri.
“Semua pihak harus ikut serta memberikan dukungan atau mengedukasi mulai dari orang tua, saudara, para pemangku jabatan, perusahaan transportasi, pihak kepolisian dan pemerintah,” ucap Jusri.
Baca juga: Kecelakaan akibat Bus dan Truk Melonjak Saat Periode Mudik
Tidak hanya soal edukasi, Jusri juga mengatakan pentingnya ketegasan penegakkan hukum oleh aparat agar pemahaman masyarakat tidak bias.
“Sopir-sopir yang melakukan atas inisiatif sendiri atau menuruti permintaan orang lain untuk melakukan adegan oleng, membunyikan klakson telolet atau kebut-kebutan di jalan raya harus kena sanksi karena dapat membahayakan orang lain,” ucap Jusri.
Dengan edukasi yang kuat oleh semua kalangan masyarakat serta ketegasan penindakan hukum oleh aparat maka secara perlahan akan terbentuk budaya keselamatan berkendara.
Pada tahapan tersebut masyarakat justru merasa butuh untuk taat dalam berlalu lintas sehingga keselamatan serta kenyamanan berkendara tercipta menurut Jusri. Namun, kondisi masyarakat sekarang masih jauh dari level tersebut.
Terkini Lainnya
- Bus Listrik Karoseri Tentrem Jadi Kendaraan...
- Alasan Karoseri Laksana Luncurkan Bodi Bus...
- Bedanya Bodi Bus Navigator Listrik dan...
- Bus Sleeper Makin Terkenal, Laksana Terus...
- Alasan Kenapa USB Port di Bus...
- Ini Pemilik Sleeper Bus Mesin Depan...
- Bus Listrik Buatan Karoseri Tentrem Pakai...
- Isuzu Sebut Bus Komuter Listrik Cocok...
- Kerja Sama Pertamina dan Toyota, Produksi Bioetanol 100 Lebih Banyak
- GWM Tank 300 Punya 9 Mode Berkendara, Siap Off Road
- Inden Jadi Sebab Utama Konsumen Mobil Listrik Batal Beli
- Alasan Tidak Perlu Khawatir Perjalanan Jauh Pakai Hyundai Ioniq 5
- Ini Mobil Listrik Termurah di GIIAS 2024
- Honda Tetap Berharap Ada Insentif Mobil Hybrid
- Modifikasi Honda Vario 125, Bisa Dipakai Harian
- Kumpulan Mobil Rp 300 Jutaan di GIIAS 2024
- Motor Listrik Termurah di GIIAS 2024, Harga mulai Rp 2,999 Juta
- Meluncurkan 3 Mobil Baru, Ini Target Penjualan Kia di GIIAS 2024
- Tips Pasang Audio untuk Mobil Listrik
- Jusuf Hamka Borong 100 Unit Mobil Listrik Wuling di GIIAS 2024
- Punya Duit Setengah Miliar, Ini Mobil yang Bisa Dibeli di GIIAS 2024
- Airlangga Klaim Kebijakan EV Berjalan Baik, Insentif Hybrid Masih Disiapkan
- Tampil Lebih Sporty, Daihatsu Luncurkan Xenia ADS Baru di GIIAS 2024
- Kinerja Positif Ekspor Mobil dari RI Terjaga Maret 2024
- Motor Matik Alami Rem Blong, Ini Langkah yang Harus Dilakukan
- Ferrari Roma Spider Raih Desain Produk Terbaik
- Video Viral Kecelakaan akibat Pengendara Mobil Buka Pintu Sembarangan
- Video Penyelamatan Grand Livina yang Terbakar di Bungker Kaliadem
New
- Mudik ke Wilayah Pesisir, Sebaiknya Langsung Cuci Mobil
- Tips Menekan Potensi Tabrakan Beruntun di Cuaca
- Hasil FP1 MotoGP Spanyol 2024, Alex Marquez
- Komunitas Sienta Apresiasi Toyota Soal Program
- Tentrem Buat Bus Tipe Low Drive, Laksana Masih Lihat Segmen
- [POPULER OTOMOTIF] Inden Toyota Raize Mulai Dibuka, Simak Estimasi Harganya | Menu MPV Murah yang Turun Harga Imbas PPnBM Bulan
- Tren Cutting Stiker buat Interior
- Insentif Pajak Berlaku untuk Mobil VIN 2020? Ini Tanggapan
- BMW Buka Diler Khusus Mobil Bekas di Jakarta
- Habis Facelift, Muncul Bocoran Honda CR-V Generasi
Recommend
- Detail Manufaktur -
- Skema Cicilan Yamaha Lexi LX 155, Angsuran mulai Rp 1
- 3 Faktor yang Bikin Indonesia Percepat Program Kendaraan
- Dipakai Mudik Jakarta-Yogyakarta, Sekian Konsumsi BBM
- Diler Harley Tanggapi Fenomena Ribuan Moge Tak Bayar
- Honda Siapkan 10 Triliun Yen untuk Bikin Mobil
- Bos Ducati Corse Tertarik Ikut Balapan Suzuka 8
- Periode Puncak Lebaran 2021, Pertamina Klaim Penyaluran BBM
- Lalu Lintas Mulai Padat, Ganjil Genap Jakarta Siap Diperluas Jadi 25
- Cara Urus STNK Hilang Motor yang Masih