Ini Dampak Buruk jika Telat Ganti Oli Transmisi Mobil Matik
![Proses gurah mesin di Aha Motor Yogyakarta](https://asset.kompas.com/crops/0PIO1OdBtddZugcCsXY0g3lopJk=/369x0:1450x721/1200x800/data/photo/2023/10/16/652cafd1e1452.jpeg)
SLEMAN, - Oli transmisi pada mobil matik bukan sekadar sebagai pelumas tapi juga sebagai fluida sehingga kualitasnya wajib selalu dijaga.
Kualitas oli yang sudah menurun dapat membuat komponen internal transmisi mengalami kerusakan lebih cepat daripada seharusnya.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan penggantian oli matik tidak boleh telat karena kualitas pelumas sangat berpengaruh terhadap performa kendaraan dan keawetan komponen.
Baca juga: Jangan Pindahkan Tuas Transmisi Matik ke N Saat Melewati Turunan
![Transmisi mobil transmisi matik](https://asset.kompas.com/crops/KKSvZ8V3fRO-48SjSQlNnwERuQM=/0x99:1600x1166/750x500/data/photo/2024/01/17/65a6f4d6b1768.jpeg)
Hardi merekomendasikan penggantian oli transmisi pada mobil matik tiap 40.000 Km, lebih dini daripada anjuran bengkel resmi karena kondisi lalu lintas di Indonesia secara umum lebih banyak macetnya.
“Telat ganti oli matik pastinya akan membuat oli kotor, mengoperasikan kendaraan dengan kondisi tersebut termasuk dalam tindakan yang salah, karena dampaknya akan membuat kontaminan menumpuk,” ucap Hardi kepada , Jumat (10/5/2024).
Hardi mengatakan kontaminan pada oli transmisi matik merupakan serbuk sisa gaya gesek antara gear. Seiring pemakaian kotoran akan terkumpul bahkan bisa menyebabkan saluran oli tersumbat.
Baca juga: Posisi Tuas Transmisi Mobil Matik yang Benar Saat di Tanjakan
![Body control valve merupakan tempat manajemen aliran oli transmisi matik](https://asset.kompas.com/crops/0CYMlz1qt_gDHzjGojoalj_OOjs=/0x23:405x293/750x500/data/photo/2023/10/20/6531e09207e8c.png)
Hardi mengatakan kotoran yang menumpuk ini akan berdampak pada saluran kecil berupa labirin yang ada di area body control valve (BCV). JIka sampai ada saluran yang tersumbat maka dampaknya bisa fatal.
Perlu diketahui BCV ini merupakan kendali aliran oli di dalam transmisi matik, sehingga ketika aliran oli ini tidak sesuai arah serta tekanannya maka akan menyebabkan masalah.
“Gejala yang timbul bisa berupa jeda, sehingga ketika tuas matik sudah dipindahkan kendaraan tidak langsung jalan, ini menandakan ada hambatan pada saluran oli, akibatnya piston tidak menekan kopling secara maksimal,” ucap Hardi.
Baca juga: Posisi Tuas Transmisi Mobil Matik yang Benar Saat Lewat Turunan
Tidak hanya jeda, gejala lain juga bisa muncul seperti selip, hentakan, bahkan tenaga berkurang. Itu semua merupakan dampak dari tekanan oli yang tidak sesuai.
“Solusi dari penurunan performa transmisi matik itu bisa beragam tergantung seberapa parah kerusakannya, umumnya transmisi harus diturunkan untuk diperiksa komponen dalamnya yang rusak,” ucap Hardi.
Biaya perbaikan transmisi matik juga tergantung dari komponen apa saja yang rusak. Semakin banyak komponen yang harus diganti, maka semakin besar biaya yang dibutuhkan.
Maka dari itu, penggantian oli matik tidak boleh telat untuk menghindari terjadinya kerusakan dalam skala besar yakni tiap 40.000 Km atau setiap kualitasnya sudah menurun.
Terkini Lainnya
- Serena Tinggalkan CVT, Kini Lebih ...
- Lihat Lebih Dekat Kabin Toyota Hilux...
- Deretan Mobil Sport di GIIAS dengan...
- Spesifikasi MG R7 Bertenaga Dua Motor...
- Punya Duit Setengah Miliar, Ini Mobil...
- Pilihan Mobil Baru Harga Rp 100...
- Simak Daftar Mobil Baru di GIIAS...
- Daftar Pilihan dan Harga Mobil Hybrid...
- Begini Cara Memperoleh QR Code untuk Beli Pertalite
- Diskon SUV Kompak Menengah, Banting Harga Rp 50 Juta
- BYD Mulai Serius Sasar Konsumen First Car Buyer
- Sopir Truk Kurang Ilmu Karena Dianggap Beban Bukan Aset
- Pekan Terakhir GIIAS 2024, Catat Jadwal Pameran dan Harga Tiketnya
- Kapan Suzuki Meluncurkan Mobil Strong Hybrid?
- Booth Ramah Anak Daihatsu di GIIAS 2024
- Jokowi Santai Tesla Tidak Kunjung Berinvestasi di RI
- Intip 3 Bus Baru PO Bagong di GIIAS 2024
- Akhir Pekan Nonton Konser di GIIAS 2024, Ada Tipe-X sampai Ello
- [POPULER OTOMOTIF] Bus Baru PO Garuda Mas | Suzuki Fronx Siap Meluncur di Jepang | Bus DAMRI Perintis Hadir di Surabaya
- Mengenal Teknologi DiSus System pada SUV BYD Yangwang U8
- Opsi Dashcam Terbaik di Bawah Rp 2 Juta di GIIAS 2024
- Mazda Hadirkan 1.440 Diecast Produk Mazda di GIIAS 2024
- Ahok Senang Banyak Mobil China Masuk Indonesia
- Jokowi Santai Tesla Tidak Kunjung Berinvestasi di RI
- Jangan Sembarangan, Begini Ketentuan Pakai Toilet Bus DAMRI
- Isuzu Skill Competition 2024 Digelar Secara Luring, Libatkan Siswa SMK
- Kaca Film Gelap Bisa Pengaruhi Sinyal Ponsel, Mitos atau Fakta?
- Bocoran Siapa yang Jadi Rekan Setim Bagnaia di MotoGP 2024
- Kenali Faktor yang Menyebabkan Mobil Matik CVT Tidak Kuat Nanjak
New
- Modifikasi Hyundai Stargazer Tampil Kalcer dengan Sentuhan
- Curhat Pengemudi Wanita Hampir Jadi Korban Modus Kejahatan di
- Cara Loyalis Toyota Veloz Bekasi Rayakan
- 5 Lokasi SIM Keliling Terdekat di Jakarta Hari
- Mobil Toyota-Daihatsu Indonesia yang Terimbas Skandal
- Yamaha Kejar VR46 buat Jadi Tim Satelit, Syaratnya
- Jakarta-Yogyakarta Pakai Innova Zenix Hybrid, Ini Estimasi
- Bahlil Ajak Australia Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik di
- Ini yang Harus Dilakukan jika Jadi Korban Salah Sasaran Tilang
- Honda Umumkan Harga Resmi Motor Listrik EM1 e: dan EM1 e:
Recommend
- Nasib Honda Mobilio di IIMS Hybrid 2022, Masih Dijual atau
- Sudah Tidak Diproduksi Lagi, Ini Diskon Honda Jazz di
- Penjelasan Kenapa Volvo Utuh dan Fortuner Remuk Saat
- ITDC dan MGPA Pastikan Kargo Logistik MotoGP Aman di
- Berita Otomotif Produk Motor Terbaru Hari ini - Halaman
- Komparasi Harga Suzuki Jimny 3 Pintu dan Jimny 5
- Mobil Susah Starter Mesin pada Pagi Hari, Coba Cek Komponen
- MotoGP Makin Mirip F1, Faktor Motor Dominan Ketimbang Pebalap
- Bus Baru Alvaro Satya Trans yang Baru Pakai Sasis Tronton dari
- Honda Yakin Brio Tetap Pimpin Segmen