Belajar Sejarah Dari Mana Ide Spion Mobil Muncul
JAKARTA, - Kaca spion samping saat ini merupakan komponen wajib di mobil modern. Padahal sebelumnya kaca spion bukan piranti wajib dan baru mulai dipakai ketika populasi mobil meningkat di dunia.
Dalam awal mula perkembangannya kaca spion samping punya tempat khusus. Penempatannya tidak baku, ada yang ditempatkan di fender, samping kap mobil atau di bagian pangkal pintu depan.
Namun, tugasnya tetap sama yaitu untuk melihat atau menggambarkan apa yang terjadi di belakang mobil.
Baca juga: Tol Serpong-Cinere Siap Beroperasi, Tarif Masih Gratis
Dilansir dari ebay, sejarah kaca spion dapat ditelusuri kembali ke tahun 1911. Uniknya spion samping justru bermula dari ranah balapan bukan dari tuntutan dari keselamatan berkendara di jalan raya.
Saat itu ada pebalap Indianapolis 500 bernama Ray Harroun yang melengkapi mobil balapnya dengan kaca spion samping untuk melihat posisi pebalap lain di belakangnya.
Ide memasang kaca untuk melihat ke belakang sebab saat itu Ray Harroun tak didamping asistennya. Padahal saat itu asisten pebalap bertugas memberi arahan termasuk mobil yang mendekat.
Dengan cermin itu, Ray Harroun bisa mengemudikan mobil dengan lebih nyaman termasuk mengetahui jauh dekatnya posisi mobil lawan dalam kondisi balapan.
Baca juga: Alasan Kenapa Orang Sipil Pakai Pelat Dinas Palsu
Namun sejarah mencatat, paten pertama untuk spion samping mobil diberikan kepada Elmer Berger pada 1921. Sehingga secara hukum Berger merupakan penemu spion samping mobil.
Menariknya, saat itu Berger memasarkan atau memberitakan kaca spion bukan sebagai alat keselamatan berkendara melainkan sebagai alat "pengintai polisi."
Dikarenakan disinyalir pada saat itu pengemudi mobil sering kebut-kebutan di jalan raya.
Pada awal mula 1900-1920, disebutkan sebagian besar jalan raya di Amerika Serikat (AS) hanya terdiri dari dua jalur. Kebutuhan akan kaca spion sangat minim. Saat itu spion samping dianggap sebagai barang mewah karena bukan piranti wajib.
Kalau di AS, spion samping baru diwajibkan pada 1960'an untuk alasan keselamatan. Sebab sebelumnya spion samping belum jadi komponen standar. Konsumen mesti merogoh 15 dollar untuk dapat spion samping yang lebih ke arah aksesoris.
Baca juga: Naik Bus Transjakarta Kini Bisa dari Depok
Kaca yang dipakai di spion samping juga bukan kaca sembarangan. Kaca spion biasanya dibuat dari cermin cembung sehingga bisa menangkap objek yang besar semisal bus atau truk dalam satu frame.
Pada mobil produksi sebelum 1920 biasanya belum ada spion samping, kemudian mobil produksi sebelum 1940, kaca spion sering kali dipasang di sepatbor depan dan ban serep dipasang di samping.
Mobil tahun 1960'an dan 1970'an ada yang memasang di bagian kap depan mobil alias "spion tanduk" namun saat ini mayoritas spion samping ditempatkan di pangkal pilar A mobil.
Semakin modern material kaca pada spion samping juga berubah, dari yang tadinya kaca kini menggunakan kamera. Pengemudi dapat melihat kondisi belakang lewat layar di bagian dasboard.
Terkini Lainnya
- Ragam Pilihan Kaca Film hingga PPF...
- Harga Mobil Mahal, Indonesia Harus Belajar...
- Wajib Tahu Beda Aki Soak dan...
- Hyundai Sebut Harga Pasar Mobil Listrik...
- Cara China Bisa Jual Mobil Listrik...
- Cara Mitsubishi Tingkatkan Pelayanan ke Konsumen
- Punya Duit Setengah Miliar, Ini Mobil...
- Pilihan Mobil Baru Harga Rp 100...
- Mobil Listrik Termurah di GIIAS 2024, Harga Rp 160 Juta
- Menanti Peluncuran Motor Honda dengan Flexy Fuel di Indonesia
- Mobil Listrik Konsep Hyper Tourer Jadi Daya Tarik Nissan di GIIAS 2024
- Cara Alva Jawab Keraguan Konsumen Motor Listrik
- United Jamin Layanan Purnajual Motor Listriknya
- Suzuki S-Presso Diskon Rp 10 Juta, Cicilan mulai Rp 2 Jutaan
- Akar Masalah Penjualan Mobil Baru di Indonesia Stagnan
- Pemesanan Ioniq 5 N Diklaim Tembus Tiga Digit
- BYD M6 Bisa Ganggu Segmen MPV Murah
- Pilihan Kaca Film Murah di GIIAS, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sulap Kabin Toyota Innova Zenix Jadi VIP Lounge, Siapkan Rp 180 Juta
- Pamor Stargazer Tidak Pernah Pudar, Jagoan Hyundai di GIIAS 2024
- Distribusi Solar Belum Rata, Isuzu Sebut Wacana Euro5 Kurang Tepat
- Ragam Promo Beli Ban Mobil di GIIAS 2024
- Cara Hyundai Ioniq 5 N buat Menarik Minat Konsumen
- Aleix Espargaro Mau Jajal Jadi Wildcard di WorldSBK
- Ongkos Jalan Liburan Jakarta-Malang Pakai Honda BR-V
- PO Garuda Rilis 2 Unit Bus Baru Pakai Jetbus 5
- Pencurian di Bus AKAP Sudah Cerita Lama Tapi Tidak Pernah Terungkap
- Tanpa Rangka eSAF, Honda Klaim EM1 e: Bisa Angkut Beban 180 Kg
New
- Ada Speed Camera, kenapa Kecepatan Mobil di Tol Harus
- Pebalap Indonesia Mario Aji Start di Baris Depan Moto3 GP
- Jack Miller Sebut Sirkuit Mandalika Sudah Siap Dibuat
- Bus Baru PO Remaja Jaya, Pakai Bodi Suites Class Buatan
- Enea Bastianini Waspadai Marquez di MotoGP
- Cek Kondisi Mobil Gratis di IIMS 2022, Bisa Semua
- Polisi Sebut Masih Banyak Pelanggar yang Lolos ETLE di Jalan
- Polda Jateng Siapkan Oneway Nasional Selama Mudik Lebaran
- Oli Mesin pada Skutik Honda Makin Sedikit, Cuma 0,65
- Pemilik Hyundai Ioniq 5 Tidak Perlu Khawatir Mogok di
Recommend
- Bahas Kembali Desain Tongkrongan Toyota Kijang Innova
- Rossi Finis Keempat dalam Ajang Balap Ketahanan Gulf 12
- Banderol Mobil CVT di Bawah Rp 200 Juta Bulan
- Cara dan Biaya Perpanjangan SIM A dan C Secara
- Alis Lampu Depan, Bikin Motor Jadi
- Tak Semua Diler Mitsubishi Jualan Outlander
- Layani 1 Koridor, Bus BTS Hadir di Bekasi Awal Maret
- Usai Libur Natal 2021, 165.643 Kendaraan Kembali ke
- Waspada, Mau Lewat Tol Fungsional Jangan Terpaku dengan Google
- Tren Konversi Menjamur, Ini Komentar