Jurus Andalan Sopir Bus Mengantisipasi Rem Blong
![Kecelakaan bus pariwisata yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok](https://asset.kompas.com/crops/KpIAI2sSnD5XmsD1to70azuLS-U=/141x180:1591x1147/1200x800/data/photo/2024/05/13/66417a811b019.jpg)
KLATEN, - Bus kerap mengalami kecelakaan setelah rem blong khususnya saat melibas jalanan menurun. Baru-baru ini peristiwa menimpa bus pariwisata yang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).
Kecelakaan tersebut menewaskan 11 orang, 13 luka berat dan 40 luka ringan setelah bus sempat terguling usai menabrak mobil dan pengendara sepeda motor.
Hal tersebut menjadi duka bagi semua pihak, sehingga segala kemungkinan yang bisa memicu terjadinya rem blong harus dihindari termasuk cara mengoperasikan bus yang salah.
Baca juga: Bus Tidak Berizin Leluasa Beroperasi, Keselamatan Masyarakat Jadi Taruhan
![Bus AKAP yang masuk jurang di Kabupaten Lampung Barat, Senin (13/5/2024).](https://asset.kompas.com/crops/fyF_cGThF8tV4MmgCyzFlohokds=/0x0:0x0/750x500/data/photo/2024/05/13/6641beffcc708.jpg)
Rohan, Sopir Bus PO Sinar Jaya mengatakan ada beberapa fitur bus yang bisa diandalkan seperti exhaust brake dan retarder untuk memperingan kerja rem utama.
“Tidak semua bus dilengkapi retarder karena komponennya lebih rumit dan mahal, tapi biasanya setiap bus sudah dilengkapi exhaust brake untuk menambah gaya pengereman dari mesin,” ucap Rohan kepada , belum lama ini.
Rohan mengatakan dengan mengaktifkan exhaust brake maka laju bus akan terhambat seperti ada yang menahan.
Baca juga: Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga
![Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.](https://asset.kompas.com/crops/9M4ZXx6idzMgGIKi7Dw6dh2VBKY=/0x0:4920x3280/750x500/data/photo/2024/05/12/664005b564ecc.jpg)
Gaya yang menahan laju mobil tersebut bersumber dari mesin. Dengan mengaktifkan exhaust brake maka beberapa gas buang tertahan sehingga akan menahan putaran mesin.
“Gaya menahan ini akan terasa ketika laju mobil cukup tinggi, maka dari itu digunakan saat jalanan menurun saja dengan laju bus bervariasi, tergantung kondisi jalan,” ucap Rohan.
Untuk melibas turunan panjang dengan kondisi jalan lengang seperti di jalan tol maka bisa saja percepatan transmisi tetap pada gigi tinggi dan cukup mengaktifkan exhaust brake menurut pria yang sudah 20 tahunan lebih menjadi sopir bus tersebut.
Baca juga: Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma
![Kondisi bangkai bus dan motor yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.](https://asset.kompas.com/crops/P9bN5dkmi7gKpvT0rRhnLoHw1Is=/0x0:4920x3280/750x500/data/photo/2024/05/12/664005b49d308.jpg)
“Tidak perlu menginjak pedal rem, gigi tinggi tidak masalah, ketika exhaust brake aktif maka laju bus akan melambat, putaran mesin tertahan, ini sebagai pengaman saja karena sebisa mungkin tidak menggunakan rem utama,” ucap Rohan.
Rohan mengatakan seharusnya beberapa sopir sudah hafal kondisi jalan, mana turunan tajam, mana jalan yang kerap terjadi kecelakaan.
“Dengan begitu sopir bisa mengira-ngira, kapan harus mengaktifkan exhaust brake saja dan kapan harus menambah menginjak pedal rem utama, karena bila hanya mengandalkan rem utama kampas rem akan bekerja keras,” ucap Rohan.
Baca juga: Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif
Rohan mengatakan bila kampas rem sudah panas, maka meski pedal rem diinjak penuh laju bus tetap saja akan melaju seperti tidak ada gaya pengereman.
“Pedal rem akan lebih tepat digunakan saat bus benar-benar mau berhenti, karena pada saat itu dampak dari exhaust brake mulai tidak terasa, kampas rem lebih ringan kerjanya, jadi keduanya memang saling melengkapi dan wajib digunakan pada saat yang tepat,” ucap Rohan.
Jadi, sopir bus memiliki cara yang cerdas dalam mengoperasikan bus khususnya untuk melibas jalanan menurun dengan memperhitungkan kapan waktu tepat mengaktifkan exhaust brake dan rem utama.
Terkini Lainnya
- Beda Sopir Truk Profesional Paling Dasar...
- Intip Bus Baru PO Garuda Mas,...
- Sopir Truk Kurang Ilmu karena Dianggap...
- Bus Baru PO Garuda Mas, Harga...
- Sasis Tronton Canggih Mercedes-Benz Pakai Bodi...
- Alasan Kenapa USB Port di Bus...
- Bawa Tema Lokal, Bus Baru Adiputro...
- Bus Listrik Buatan Karoseri Tentrem Pakai...
- Mobil Listrik Konsep Hyper Tourer Jadi Daya Tarik Nissan di GIIAS 2024
- Cara Alva Jawab Keraguan Konsumen Motor Listrik
- United Jamin Layanan Purnajual Motor Listriknya
- Suzuki S-Presso Diskon Rp 10 Juta, Cicilan mulai Rp 2 Jutaan
- Akar Masalah Penjualan Mobil Baru di Indonesia Stagnan
- Pemesanan Ioniq 5 N Diklaim Tembus Tiga Digit
- BYD M6 Bisa Ganggu Segmen MPV Murah
- Pilihan Kaca Film Murah di GIIAS, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sulap Kabin Toyota Innova Zenix Jadi VIP Lounge, Siapkan Rp 180 Juta
- Pamor Stargazer Tidak Pernah Pudar, Jagoan Hyundai di GIIAS 2024
- Distribusi Solar Belum Rata, Isuzu Sebut Wacana Euro5 Kurang Tepat
- Ragam Promo Beli Ban Mobil di GIIAS 2024
- Cara Hyundai Ioniq 5 N buat Menarik Minat Konsumen
- Program Khusus Beli Motor Baru di GIIAS 2024
- Skema Kredit Honda Brio di GIIAS 2024, Cicilan mulai Rp 3 Jutaan
- Sulap Kabin Toyota Innova Zenix Jadi VIP Lounge, Siapkan Rp 180 Juta
- Bodi Bus Supernova dari Karoseri Stadabus, Punya Desain Kalem
- Video Viral Bayar Parkir Rp 150.000, Ini Kata Dishub DKI
- Dishub DKI Bentuk Tim Khusus untuk Menindak Juru Parkir Liar
- Polisi Bakal Panggil Hino Terkait Kecelakaan Bus di Subang
- Banyak yang Masih Salah, Ini Cara Benar Pakai Sabuk Pengaman
New
- Tidak Hanya Melindungi Panas, Ini Fungsi Lain dari Kaca
- Menakar Konsumsi BBM Xpander Sport CVT, Benarkah Lebih
- Cegah Aki Soak meski Mobil Jarang
- Lepas Alas Kaki Saat Berkendara Motor Waktu Hujan,
- Pilihan Mobil Hatchback di GIIAS 2022, Ada Yaris dan Mazda
- Manfaatkan Pemutihan Denda Pajak di Jakarta, Begini Proses Balik Nama
- Modal GWM Masuk Segmen Mobil Premium di
- Ini Cara Mengatasi Knalpot Motor Kemasukan
- Penyebab Lampu Indikator Pintu Mobil Menyala
- Perbaikan Mesin Mobil yang Bunyi Kasar Tanpa Harus Turun
Recommend
- Diskon LMPV Awal Oktober 2021, Avanza Rp 10 Juta, Ertiga Rp 15
- Menjajal Kecanggihan Honda Sensing All New Honda
- Tarif Trayek Baru Po Murni Jaya dari Bogor Menuju Pacitan
- Wajib Cek Kondisi Oli Setelah Mobil Matik Kena
- Penyekatan Ditiadakan, Contra Flow di Tol Dalam Kota Kembali
- Aksi Sopir Truk Bantu Kru Bus DAMRI Padamkan
- Bus AKAP Beroperasi, Pengamat Minta Kemenhub Fasilitasi Rapid
- Cek Lokasi Pelayanan SIM Keliling di Bandung Hari
- Motor NOS, Investasi Pencinta Roda
- Jangan Sampai Salah, Ini Alur Penonton di Sirkuit